Selasa, 24 Juli 2012

My Cute Little Son, Moses


Jumat, 20 Juli 2012 usia kehamilan q 39 minggu.. seminggu lagi adalah hari perkiraan lahirnya baby M. Iseng2 q colek baby M (perut buncit q) dan bilang : “lahir besok yok dek,.. biar tanggalnya sama dengan tanggal pernikahan mama dan papa.. besok 13 bulan nikahan mama papa,.. kombinasi tanggalnya lumayan bagus lagi dek, 21-07-12”. Sudah sangat sering mengajaknya ngobrol tentang apapun bahkan tentang hal yang sepele sekalipun.. kami sudah bersahabat begitu aq tau dia ada dalam rahim q.. dan ngobrol “sendiri berdua”  dengannya sudah jadi makanan sehari-hari..  

Jumat sore itu badan q berasa meriang,.. berhubung ketika hamil 34 minggu sebelumnya aq pernah demam dan dirawat di rumah sakit 2 hari, jadi aq langsung memantau suhu badan q dengan termometer. Sore itu 36.8. Malamnya agak sulit tidur, q ukur lagi suhu badan q ternyata naik 37.3. Jam 12 malam terbangun lagi dan badan q benar2 ga enak,.. ketika q ukur suhu badan sudah menunjukkan 37.8. Karena kuatir akan demam tinggi dan membuat denyut bayi q “ngebut” lagi, maka sabtu dini hari jam 01.30 kami (aq, bang De dan mama q) segera pesan taksi dan berangkat ke RSPI.

(red_sewaktu obname di kehamilan 34 minggu sebelumnya, aq baru tau kalau ibu hamil itu terutama di trisemester 3 jangan sampai demam, karena air ketuban itu pada dasarnya hangat. Jika ibu hamil demam naik 1 derajat, yang di dalam naiknya 2 derajat.. makanya bayi di dalam kandungan denyut jantungnya jadi cepat. Normalnya 120-160. Waktu itu ketika aq demam, denyut baby M diatas 180 terus dan beberapa kali diatas 200. Jadi geraknya sangat banyak,.. untuk baby M saat itu lehernya terlilit tali pusat  1 lilitan tapi menurut dokter tidak kencang, jadi sirkulasi darah ke janin tidak terganggu sama sekali. Begitu demam q turun, segera juga denyutnya stabil kembali di range 120-160 itu. Padahal ketika obname juga hanya diberi panadol untuk menurunkan demam, tidak diinfus dan tidak ada obat macam2. Waktu itu sempat diberi suntikan pematang paru2, untuk jaga2 kalau tetap demam dan bayi harus dilahirkan. Bersyukur 2 hari istirahat total, semua normal kembali. Kehamilan bisa dilanjutkan sampai cukup umur) 

Sabtu, 21 Juli 2012 dini hari sekitar jam 2 sampai di RSPI langsung ke ruang observasi lt.3 dan ternyata benar demam, suhu 38.5. Bidan yang piket menghubungi dokter kandungan q (Dr. Yuslam Edi Fidianto, SPOG) dan diberi penurun demam melalui infus (tramadol). Demam agak turun tapi kemudian naik lagi,.. sekitar 2 kali diberi penurun demam tapi sampai jam 10 demam q masih muncul lagi,.. cek darah sudah diambil dan hasilnya semua baik.. lekosit bagus, DB-thypus-campak-malaria dicek semua hasilnya negatif.
Sekitar jam 11 dokter q melakukan USG, denyut jantung bayi q cukup tinggi karena aq demam,.. karena pagi itu sudah beberapa kali diusahakan untuk menurunkan demam q tapi tidak turun juga maka dokter mengatakan : “jika kita beri penurun demam sekali lagi tapi masih tetap naik lagi suhunya, kita harus siapkan operasi”. Sedihnya hati q saat itu,.. aq sangat2 ingin melahirkan dengan alami tanpa c-sectio, tapi situasi tidak memungkinkan. Aq belum mules, bayi belum masuk ke panggul, denyut jantungnya sudah tinggi,... terlalu beresiko bahkan tidak memungkinkan untuk melahirkan alami kata dokter. Jadi aq hanya berharap agar penurun demam yang berikutnya membuat q stabil dan bisa menunggu sampai HPL minggu depan. Tapi keadaan tidak mendukung,.. demam q tetap saja datang lagi.. Akhirnya persetujuan untuk c-sectio pun harus diberikan. Kata mama q : “mumpung kamu masih cukup kuat dan bayimu juga kuat gpp dioperasi aja,... kalo nuggu minggu depan juga belum tentu bisa lahir normal/alami”, dan suami q juga mendukung. Ya sudahlah, operasi akhirnya dijadwalkan untuk jam 17.00 sore itu.

Jam 16.30 aq dibawa ke lt.2 untuk menjalani operasi,.. deg2an rasanya ketika suami q dan mama q disuruh menunggu diluar.. benar2 merasa “sendiri berdua” bersama bayi dalam perut q,.. saat itu aq berdoa supaya Allah menemani kami dan menolong kami melewati operasi itu dengan baik... Saat itu suhu badan q 39.5 dan sebelum masuk ke ruang operasi demam q “dipaksa” turun, jarum infus q diganti yang lebih besar supaya obat penurun demamnya lebih cepat bekerja. Begitu masuk ruang operasi, dokter anastesi menyuruh q “membungkuk udang” dan segera bekerja melakukan suntikan di tulang punggung sekitar pinggang... dan beberapa waktu kemudian mati rasalah semua separuh badan q kebawah. Kemudian aq dibaringkan di meja/kasur operasi, dan di depan q dipasang semacam tirai pendek sehingga aq tidak bisa melihat langsung ke bagian bawah badan q.
Rasanya mengantuk sekali dan ruangan itu terasa dinginn,.. mereka mulai mengerjakan tugasnya.. aq masih bisa mendengar dokter itu ngerumpi dengan bidan2 yang sambil menyiapkan peralatan operasi menunggu dokter kandungan q datang. Sayup2 (karena ngantuk) terdengar dokter kandungan q datang dan mengatakan “kita mulai ya”. Dokter anastesi yang sudah bebas tugas berdiri di belakang kepala q sambil mengatakan aktifitas apa yang sedang terjadi dibalik layar.. aq mendengar sambil mengantuk,.. sampai kantuk q hilang ketika dokter itu bilang : “oke bu,.. bayinya akan dilahirkan... sekarang”
Tiba2 dari layar di depan q naik sesosok bayi yang bersuara “ooooaaaaa...ooooaaaaaa....oooaaaaaa..dst”. aq melirik ke tempat dia dibersihkan,.. rasanya campur aduuuk... terharuu... bersyukur... senang... kayak mimpi yang jadi kenyataan rasanya... aq punya bayii... dan bayi itu bernama Moses.

Dia sehat, apgar test 91/0. Sehat terus, sayang.

Look at us... :D

Moses & Mama (Me)
 Sayangnya karena aq masih demam, bayi q tidak boleh IMD,... setelah dibersihkan Moses dibawa keluar ruangan dan aq masih menunggu “dirapihkan”.
Keluar dari ruang operasi, meski masih menggigil aq bersyukur di pintu keluar itu orang2 yang q cinta itu masih berada disana.. bisa melihat mereka lagi.. dan ada beberapa saudara yang juga sudah datang.. katanya bayi q sehat sekali, berat 3.15kg dan panjang 48cm. Tapi kami masih harus pisah dulu,.. Moses di ruang bayi di lt.3 dan aq di lt.5 di ruang perawatan umum karena masih demam. Gpp, yang penting anak q sehat.. 

Bayi kecil q bernama Aelius Moses Partahi Silitonga. (Aelius : matahari/terang ; Moses : sosok pemimpin yang mengasihi Allah; Partahi : pembawa pesan/penasehat/orang bijak). Jadi arti namanya : pemimpin yang mengasihi Allah yang akan menjadi pembawa pesan yang terlihat jelas seperti matahari.

Aq mama Moses.. :D 
Moses & Papa
Moses & Nek Karo (My Mom)
Karo ngajarin Papa Moses gendong