Selasa, 29 Maret 2022

Libur tapi Tetap Mekar

Libur tapi Mekar

2 minggu ini sesi akademis Ben masuk flexi mode karena mamak minggu ini UTS dan minggu lalu banyak tugas kelompok.
Apa pula itu flexy mode ? bukannya jd homeschooler juga udah otomatis flexy mode ? 😆 
Nah ini flexy di yang lebih flexy gitu lagi.. semacam libur tapi gak libur banget gitulah ya.  #ribetbilangnya

Biasanya kl sesi akademis setiap hari Senin-Jumat sekitar 1-1.5jam belajar terstruktur sambil duduk (sesekali joget2 atau pose lain) belajar 5-6 mata pelajaran dengan mama jd fasilitator, tapi 2 minggu ini mama hanya biarkan Ben main yang lama dengan Liv di kolam atau di manapun dan beri 1 buku kumpulan cerita pendek fabel untuk Ben latihan membaca sendiri (Ben sudah bisa mulai membaca beberapa kalimat, jadi tujuan memberi buku ini hanya membiasakannya membaca 1 topik cerita yang panjangnya rata-rata hanya setengah halaman sampai selesai dalam sekali pembacaan.. berharap nantinya dia memahami apa yang dibaca sendiri).. selain itu bebas pilih buku mana dan aktifitas apa yang bisa dilakukan sendiri atau bersama adekLiv.. waktunya bebas.. 
Di luar itu seperti biasa mengerjakan tugas rumah tangga yg sudah diberikan sebagai tanggung jawabnya setiap hari.. makanya kusebut semacam libur.
Aku percaya ketika anak dibiasakan belajar mandiri, dia akan menemukan atau membuat banyak hal menarik untuk mengisi waktunya.

Pagi ini ketika aku sedang masak, dengan bersemangat Ben datang dan bilang barusan baca dari bukunya tentang cerita "landak dan ular".
Biasanya akan kuminta tunggu sampai mama selesai masak supaya aku bisa dengar dengan penuh perhatian, tapi melihat wajahnya yang antusias kukecilkan api kompor dan menanggapinya.

Iseng tanpa ekspektasi banyak kutanya tentang apa itu ceritanya. Lalu Ben menarasikan yang dibacanya.
"Tadi itu ceritanya ada landak yang mau cari tempat tinggal, terus dia ketemu gua.. ternyata di gua itu udah ada keluarga ular.. dia mau tinggal di situ juga, jadi dia tanya sama mama ularnya kayaknya, boleh gak aku tinggal di sini juga.. mama ularnya me-nga-bul-kan nya.. apa mengabulkan, ma ? (kujawab singkat: membolehkan).. owh.. terus habis itu landak itu duri nya kan panjang2 dan tajam.. ularnya jadi kena-kena gitu sakit.. mama ularnya rasa kayaknya gak bisa kalau mereka tinggal sama-sama.. jadi landaknya diminta pergi lagi".

Terpesona sejenak aku, karena ini pertama kalinya Ben menarasikan bacaan yang dibacanya sendiri.
I do appeciate it. Entah pemahamannya benar atau tidak, setidaknya dia inisiatif membaca sendiri dan mencoba menceritakan kembali dengan bahasanya.. artinya dia mulai membaca dengan memaknai, bukan hanya asal baca.. buatku di situlah awal mula dia menemukan nikmatnya membaca sendiri.

Mama bilang terima kasih karena Ben sudah inisiatif membaca dan berusaha ceritakan kembali ke mama,.. mama jadi tau ceritanya bagaimana.

Juga ajak Ben melihat prosesnya yang dulu belum bisa baca, lalu pelan-pelan coba kenal huruf dan suku kata, lalu dengar dengan perhatian buku-buku yang dibacakan, dan sekarang mulai bisa baca dan ngerti yang dibaca. You doing great, son..!
Ben peluk dan senyum.. aku bisa merasa dia bangga pada dirinya juga sampai di tahap ini.

Tapi kemudian aku tergoda untuk melihat bacaannya benar gak.. karena aku belum pernah baca cerita yang itu.. 😅  Atau dia mengada-ngada.. #duh
Penyakit emak2 deh.. ðŸĪŠ eh bukan.. sebagai pendidik tentunya kita perlu cek-cek dong ya untuk melihat progressnya).. #eaaa ðŸĪ­
Dan saat membaca sendiri aku makin pengen peluk Ben.. apa yang dinarasikannya memang seperti itu maknanya di buku juga.

Aku melihat dan bersyukur bagaimana Allah yang menumbuhkan anak-anakku ketika aku sedang tidak melakukan apa-apa sekalipun.. tapi tidak menjadi alasan untuk menjadi abai menyediakan kebutuhan (fisik & spiritual) dan atmosfir yang diperlukannya untuk bertumbuh.

"..... yang menanam .... yang menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan."
(1 Kor 3:6-7)