Selasa, 30 April 2013

Kisses


Sendiri di  rumah atau sendiri di kantor sama-sama menjadi situasi yang menenangkan sekaligus menghanyutkan… sore ini lelah berkutat dengan materi-materi ini, aq istirahat sambil melihat foto-foto profil contact di blackberry q…
Begitu banyaknya foto2 baru yang terupload disana tapi tetap paling menarik untuk kulihat adalah foto profil papamo.. kenapa ?? karena foto Moses dalam keadaan terbaiknya yang ada disana.. cukup dengan menutup mata bisa q bayangkan dia bergerak2 di bahuku.. mendadak rindu yang amat sangat menyerang q,.. beralih melihat foto2 lain di ponsel q.. masih foto2 Moses yang paling ingin kulihat… mencium foto itu sambil berharap Moses bisa merasakannya di “sana”.
Tiba-tiba teringat, ini tanggal 30.. tanggal yang sama dengan hari dimana Moses kembali ke Bapa.. ingat detik-detik menjelang Moses meninggal.. meninggal di pangkuan q karena aq tidak ingin di saat-saat terakhir itu sendirian di meja tindakan itu… teringat jelas tangisan papamo memeluk kami dari belakang bangku saat suster Dewi bilang “ikhlas ya bu,.. dedeknya sudah tidak ada”.



Benar-benar tidak bisa menangis waktu itu,.. perampokan yang sadis.. He's been taken in front of my very eyes.. tidak terasa sakitnya waktu itu.. meminta izin suster untuk ikut memandikannya untuk pertama kali dan terakhir kalinya,.. tidak ada air mata yang bisa keluar… terlalu sakit rasanya.. memakaikan baju kuning yang kusiapkan untuk membawanya pulang ketika sehat nanti (pikirku waktu membawa perlengkapan Moses)… memakaikan baby cologne,.. dia sangat siap untuk pulang… tampan kecil q,… :’((
Sayangnya pulangnya ke rumah Bapa,.. hanya mampir ke rumahnya yang kami cari bersama ketika Moses dalam perut q… tidak pernah terbayang akan pernah ada masa seperti ini dalam hidupku..
I miss you badly baby Mo….
Mommy love and miss you so much…much..much…
It’s been 9 months since your passing.. but mommy still can feel you around me…
Your kick, your skin,.. your voice,.. your smile when you sleep,.. your everything…

Miss you moooooooo….
I kiss you from the distance,.. I hope you can feel the kisses there..

Rabu, 17 April 2013

Rendang



Rabu malam, lembur nunggu papamo yang terjebak macet akibat hujan di fatmawati (kebayang dong kayak apa macetnya.. gak hujan aja mangcet habis,.. apalagi deeehh)

Ada message masuk di pearl, ternyata dari si cantik pengantin baru yang menikah di Medan 6 April 2013 lalu.

“Kak Nata, mamamo *kecup. Sharing resep rendangnya yang enak dan empuk kemarin dong”

Whew,.. kaget binti bingung aye.. gimana sharingnya secara aye masak gak pernah pake takaran *tepok jidat*.
Ga tau juga rendang yang kemarin rendang padang atau bukan, yang jelas itu resep rendang yang diajarkan mamak q sejak kecil.. sejak masuk dapur dulu, dikombinasikan dengan selera mantan pacar q tercinta papamo.
Kuatir juga salah sharing resep ntar ga jadi pulak rendangnya (wah, jadi keluar gini batak q).

Yah dicoba merumuskan resep rendangnya ya…

Bahan :
·       ½ kg Daging sapi + ½ kg hati sapi, dipotong dgn ukuran yang diinginkan
(kalau gak mau makan hati –dalam arti sebenarnya-, bisa di skip)
·       3 Buah kentang besar, kupas dan potong dgn ukuran sesuai selera; bisa pakai kentang kecil yang bulat2 itu juga (ini selera papamo, boleh di skip)
·       3 sdm olive oil (minyak goreng jg boleh)
·       1 butir kelapa parut  :
a.   1/4 bagian kelapa disangrai sampai agak kering kecoklatan tp jangan gosong kemudian dihaluskan, bisa diblender kering atau diulek – ini bagian yang wajib buat q kalau masak rendang-sisihkan;
b.   2/4 bagian disiram air hangat 2 gelas (400ml), peras jadi santan kental – sisihkan ;
c.   1/4 bagian lainnya dicampur dengan kelapa bekas perasan santan kental untuk dijadikan santan encer – supaya jadi santan encer yang tidak terlalu encer

Bumbu Halus :
·       Cabe merah 10 buah, cabe rawit 5 buah
·       Bawang merah 10 buah
·       Bawang putih 5 buah
·       Jahe sebesar jempol
·       Kunyit 2 ruas kelingking – better dibakar dulu, gak jg gpp
·       Kemiri 5 btr, sangrai/gongseng (bukan goreng ya)
·       ½ sdm ketumbar

Bumbu Lain :
·       Lengkuas ½ jempol – digeprak/dimemarkan
·       Sereh 2 batang – digeprak/dimemarkan
·       Pala ½ sdt (*ga wajib) – digeprak
·       Daun kunyit (1 helai)
·       Daun salam (2 lembar)
·       Daun jeruk (3 lembar, buang batangnya)
·       Daun bawang (bawang prei) 2 batang, dipotong-potong

Memasak :
1.   Panaskan olive oil di wajan dgn api sedang, tumis bumbu halus, aduk sampai aromanya keluar; masukkan lengkuas, sereh, pala, daun kunyit, daun salam, dan daun jeruk.
2.   Masukkan daging + hati ke tumisan.. aduk rata…
3.  Masukkan santan encer sampai dagingnya terbenam, masukkan garam secukupnya, aduk rata, diamkan dengan api sedang
(bagian ini yang agak lama, 1-2 jam tergantung dagingnya sampai empuk.. bisa disambi beres2 rumah, tapi intip masakan kita setiap 10 menit,.. kalau airnya mulai tinggal sedikit dan dagingnya belum empuk, tambahkan lagi santan encernya)
4. Kalau dagingnya sudah mulai matang masukkan kentang. (atau boleh juga kentangnya sudah direbus/dikukus terpisah). Tunggu sampai kentang dan dagingnya matang, juga kuahnya meresap. Cicip rasa garam & pedasnya.
5.   Masukkan santan kental, potongan daun bawang dan kelapa sangrai halus; jaga agar santan kental tidak pecah.. aduk seperlunya sampai mengental dengan api sedang yang dikecilkan (nah lho..haha), gak boleh ditinggal ye,.. rentan gosong…
6.   Matang deh,.. siap disajikan.

Ni resepnya dibuat sambil terbayang-bayang sedang masak lo,.. jadi mudah2an sih udah pas.. haha..

Silakan dimodif seperlunya.. hehe..

Umumnya sih orang buat rendang ga pake santan encer,.. semua pakai kental dari beberapa butir kelapa. Berhubung kami sizenya sudah cukup (ehm) jadi memang kelapa dipakai seminim mungkin.
Dan buat q bagian terpenting buat rendang adalah kelapa sangrainya,… buat hayum dan gurih.. dibanyakin aja gpp.. itu yang buat “ampas” rendangnya lebih enak. Oya, kelapa sangrainya ini yang belum diperas yaa..

Ada carcepnya juga sih kalo nggak mau rempong or pas lagi buru2 pengen masak rendang… ahaha..
Waktu ke pasar, minta tukang daging potong2 dengan ukuran rendang, terus mampir tukang bumbu jadi ulek, bilang : “bumbu rendang untuk daging 1 kg), n kelapanya juga minta yang udah diparut.
Tapi khusus buat yang disangrai, diolah sendiri yah…
Kadang tukang jual bumbu ada yang udah kasih juga, tapi biasanya “campurannya” udah ga jelas.. jadi enakan buat sendiri.. repot dikit tapi enak.. J

Oya, point memasak 1&2 bisa juga ga pakai numis,.. jadi dari awal santan encer sudah dicampur dengan bumbu2 dan daging… dimasak sampai point 4.
Berhubung aq suka aroma tumisan bumbu, jadi aq lebih sering numis bumbunya..

Met berkreasi yaaaaaaaaa….

Written for : CSAD