Senin, 06 Juli 2020

Home Education (2) - Cinta yang Berpikir

Anak kita milik siapa ?
.
Respon awalku : milik ku.. eh, milik Tuhan ding.. 😆
Jawaban standar ya itu.. haha.. gak salah koq ya..

Lalu diingatkan bahwa anak kita itu adalah kepercayaan publik ? makanan apa itu kepercayaan publik ? 😜

Ah iya, anak-anak kita suatu saat akan menjadi bagian dari masyarakat dan kepercayaan publik memaksudkan kita untuk mempersiapkan orang-orang seperti apa yang akan kita lepas ke masyarakat. Akankah dia menjadi orang yang memberi dampak baik, tidak berdampak, atau malah berdampak buruk. Kehidupan di rumahlah yang memberi dampak terbesar untuk pertumbuhan dan perkembangan anak dan seperti apa dia nantinya. Ya, ada kasih karunia Alllah memang yang mengkoreksi banyak hal dalam hidup kita, tapi secara manusia haruslah kita mengusahakan bagian kita.
"Menjadi orangtua adalah pekerjaan paling penting karena kita sedang mempersiapkan seseorang menjadi "sesuatu yg penting" di masa depan"
Ya,.. semua dimulai dari keluarga. menjadi orangtua adalah pekerjaan paling penting karena kita sedang mempersiapkan seseorang menjadi "sesuatu yg penting" di masa depan. Kita harus tau bagaimana melatih anak-anak kita untuk menggunakan potensi2 yang sudah Allah berikan. Bagaimana caranya ?? kenalilah mereka... berilah perhatian besar untuk mengenalinya.
"Bagaimana sebaiknya aku melatih anakku menggunakan pemberian-pemberian tersebut ?"

Pertanyaan ini membuatku benar-benar berpikir apa yang terbaik yang bisa aku lakukan untuk melatih anak-anak. Ini adalah tugas yang sangat penting. 
Sebagai ibu yang juga bekerja di luar rumah, aku menanyakan diriku : apakah komitmen ku dalam mendidik anak-anak sama besar atau lebih besar dengan komitmen ku ketika mengejakan tugas yang kulakukan di tempat kerja ?
Merenungkan pertanyaan ini sejenak, kemudian aku menjawab dalam hatiku : Ya, sudah. Aku sudah mengusahakan ini dan itu, mengusahakan selalu hadir di waktu-waktu dimana mereka "lebih membutuhkanku dari biasanya". Kalau anak-anak sakit, aku akan cuti dan mengambil waktu dengan mereka meski ada supporting system di rumah. Aku selalu mengusahakan mereka makan dengan makananan yang aku olah, meski harus bangung lebih awal, dan lebih repot. Mengusahakan pulang siang di jam istirahat kerja supaya bisa makan siang bersama dengan mereka. Menyeleksi ketat pendamping anak-anak ketika kami tidak di rumah, dll.
Segudang pembelaan diriku keluar bahwa aku sudah menunjukkan bukti komitmen bahwa aku memprioritaskan anak-anak lebih besar daripada pekerjaan di luar rumah. Senang sesaat dengan jawaban ku terhadap diriku. Tapi kemudian ada sisi lain yang juga diriku bilang : itu semua untukku atau untuk mereka ? apakah itu perjuangan supaya aku bisa tetap bekerja di luar rumah, atau memang karena aku mau memberi yang terbaik  dengan mereka ?
Pertanyaan yang banyak ini cukup menggerogoti hatiku beberapa hari.. jadi semacam "suara halus" setiap kali aku berada di situasi yang tidak ideal (baca : ngegas)😁
Tampaknya aku memang perlu beres dengan diriku, dan memahami aku melakukan semuanya untuk apa. Dan akhirnya aku menemukan, ya aku melakukannya untuk kami dan mereka benar prioritas utamaku.. karena aku mencintai mereka, dengan segala keterbatasanku. 

Kelas kemarin diingatkan juga untuk melatih anak agar membiasakan diri untuk menentukan pilihan atas apa yg benar, bukan karena takut.
Mengkoreksi anak sedini mungkin, karena memperbaiki setelah kesalahan berlarut-larut akan lebih sulit.

Mengenalkan anak mengenai hukum/aturan. Ketika kita menentukan aturan, maka kita orangtua juga harus taat dengan aturan/hukum itu.

Ada sistem dan metoda dalam mendidik anak, dan keduanya pasti memiliki tujuan. Entah kita akan menggunakan metoda atau sistem, tujuan yang jelas harus ada.

Jadi tujuan kita (di titik jauh sana) mendidik anak apa ? Hanya dengan mendefenisikan tujuan dengan jelas barulah kita bisa memilih langkah mana yang diambil dalam mendidik.

Think !! 
Ya, belajar lah terus untuk menghidupi cinta yang berpikir.

#HomeEducation
#CharlotteMasonSeries
#OnlineDiscussion
#RefleksiNarasi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar