Jumat, 24 Juli 2020

Home Education (6) - Habit Training

Tiap anak memiliki keinginan berbuat baik dan kemampuan untuk melakukan hal-hal yang baik, hanya saja umumnya anak tidak bisa konsisten karena tidak memiliki kehendak yang cukup kuat untuk melakukan hal yang mereka tahu baik.

Disinilah peran orangtua / pendidik untuk menolong untuk anak memiliki kehendak yang kuat untuk melakukan hal-hal yang baik sehingga menjadi kebiasaan baik. Tapi perlu diingat bahwa bukan hanya anak-anak yang seringkali punya kehendak lemah, bahkan orang dewasapun banyak yang berkehendak lemah.

Setiap manusia punya bawaan alami (nature), dan ini seringkali jadi alasan untuk menerima keberadaan setiap anak begitu saja (baik atau buruk). Ternyata nature itu bisa berubah jika dilatih dengan konsisten, apapun itu.

Habit is ten nature.

Suatu kebiasaan yang dilatih berulang-ulang dengan konsisten bahkan bisa lebih kuat dari bawaan alami. Ini tidak berarti bisa membentuk manusia yang seragam dan mengabaikan bawaan alami (nature). Bawaan alami (nature) akan terap menjadi modal dasar, dan ini akan menentukan proses melatih suatu kebiasaan jadi lebih mudah atau agak sulit. Misal, seorang anak yang bawaan alaminya adalah ceria, ketika dilatih untuk bertata krama yang baik ketika ada tamu (memberi salam, menyapa, mengacak berbincang) akan jauh lebih mudah dibanding dengan anak yang bawaan alaminya pendiam. Ini berlaku untuk hal yang baik juga buruk. Proses nya akan berbeda.

Anak perlu dilatih untuk memiliki standar nilai moral dan mental yang tinggi. Dan lagi bagian pentingnya kita sebagai orangtua pun perlu menghidupi hal ini. Kitapun perlu menaklukkan natur alami kita jika diperlukan.

Ada kasus-kasus yang memang istimewa karena ada "kasih karunia atau anugerah" Allah yang mengubah semua hal-hal buruk menjadi baik (dengan sebuah proses juga tentunya). Tapi ini tidaklah boleh menjadi alasan orangtua / pendidik untuk tidak melatih kebiasaan baik di anak-anak sejak awal.

Anugerah bekerja sama dengan upaya manusia, anugerah dapat menjadi manfaat tambahan dari upaya yang terdidik. Iman orangtua pada karya Allah seharusnya tidak membuat mereka melepaskan tanggung awab mereka.

Orangtua juga perlu mengenali dan membersihkan motifnya ketika mendidik anak. Jika perhatian utama orangtua adalah pada "Apa yang dipikirkan orang lain ?" maka anak-anak akan dilatih untuk memiliki perilaku lahirian yang tampak dari luar semata alih-alih melatih kebiasaan untuk anaknya menjadi pribadi yang berintegritas dalam dirinya. Anak-anak mungkin jadi terlihat rapi, teratur, dan manis tapi mungkin tidak mengupayakan keindahan, menjalani kehidupan yang disiplin dan bersikap baik pada orang lain.

Menetapkan arah jalur (rel) kebiasaan pada anak adalah tanggung jawab orangtua dan pendidik, dan ini adalah hal yang serius yang akan mempengaruhi masa depannya. Rel mana yang paling menguntungkan bagi anak dan bisa dilintasinya sepanjang hidupnya dengan gesekan yang paling kecil. Ini terdengar seolah orangtua menghindarkan anaknya mengalami kesulitan hidup, tapi tidak seperti itu ya. Menurutku, yang dimaksudkan disini adalah kebiasaan-kebiasaan yang dilatih ke anak di masa kecilnya (cara hidup, berpikir, berperilaku) haruslah bisa menolongnya untuk lebih mudah menghadapi situasi-situasi sulit yang mungkin terjadi dalam hidupnya.

Melakukan suatu tindakan tertentu berulang kali akan membentuk sebuah kebiasaan. Mengikuti kebiasaan tersebut dengan setia akan menjadikan kebiasaan itu sebagai natur kedua dan sulit untuk mengubahnya. Teruslah menjaganya selama sepuluh tahun maka kebiasaan itu akan menjadi sepuluh kali lebih kuat daripada natur, dan ia tidak dapat dihancurkan tanpa perombakan yang besar atas orang yang melakukan kebiasaan tersebut.

Ini mengingatkan ke kita bahwa ketika melatih sesuatu yang baik ke anak, kita harus memastikan mereka melakukannya dengan benar, dan kawal proses latihan mereka setiap waktu sampai hal itu menjadi kebiasaan benar di anak-anak. Jangan dibiarkan tanpa pengawalan sampai kebiasaan itu benar-benar terbentuk.


#HomeEducation
#CharlotteMasonSeries
#OnlineDiscussion
#RefleksiNarasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar