Jumat, 09 April 2021

Seni Narasi

CM berulang kali menyampaikan bahwa pendidikan adalah perkara rohani, dan juga sering menekankan bahwa dalam prosesnya kita perlu beriman. Ini karena pendidikan bukan hal yg semata-mata tampak dari luar saja tapi juga harus mampu menumbuhkan karakter yang baik, memperbaiki sifat dengan tujuan menjadi manusia baik yang berpengetahuan dan berakal budi.

Pendidikan harus mempu mengubah anak. Ini akan bisa diamati dengan adanya perbaikan dari perilaku anak ke arah yang baik hari demi hari.

There's no education but self-education.

CM juga menekankan mengenai pentingnya pendidikan mandiri.
Pendidikan mandiri tidak berarti membiarkan anak belajar sendiri tanpa bimbingan dan hanya mempelajari yang disuka.

Pendidikan mandiri berkaitan dengan diri anak sendiri dimana anak bisa menyadari pertumbuhannya.
(Buatku mungkin ini seperti ketika Ben belajar mengikat tali sepatunya.. ditunjukkan contohnya sambil dia melihat dan mencoba sendiri di sepatunya.. awal-awal dia kesulitan sekali bahkan hampir menangis.. tp esoknya coba lagi.. esoknya lagi.. sampai beberapa hari lalu Ben bilang : "sekarang abang jadi merasa ikat tali sepatu ini mudah". Dia menikmati perubahannya) 

Dalam pendidikan, hal dasar yang harus diyakini oleh orangtua/guru yaitu bahwa anak adalah manusia yang utuh dengan segala kemampuannya mencerna pengetahuan (a born person).

CM mengingatkan untuk tidak menyepelekan kemampuan anak.
Guru/orangtua cukup jadi pembimbing saja, menyediakan asupan ide-ide hidup (materi/bacaan yang isinya berkualitas baik).
Ibarat makanan, biarkan anak mengunyah sendiri makanannya.

Seperti halnya tubuh yang perlu makanan bergizi baik, akal budi pun memerlukan asupan ide-ide hidup yang berkualitas baik.

Jangan beri anak lepehan/kunyahan makanan dari kita/guru, biarkan dia mencerna sendiri. Yang penting adalah memastikan makanan yang diberikan sesuai dengan usia anak.
Setiap anak lahir dengan kemampuan mencerna pengetahuan.
Penting untuk meyakini bahwa anak mampu mencerna pengetahuan yang dia terima.

Dalam metode CM, narasi memegang bagian penting untuk menjadikan apa yang dibaca/dipelajari menjadi bagian diri anak dan kita yang bernarasi.

Narasi adalah bagian dari pilar pendidikan CM : Education is a life (ide2 hidup)

Dari perbandingan 2 bacaan kisah Florence Natingale, terasa beda ketika mendengar dan menarasikan yang dari living book. Lebih indah didengar, menarik untuk dipahami dan lebih mengajak untuk dibayangkan.

Dalam metode pendidikan CM, bacaan yang dinarasikan adalah bacaan yang masuk dalam kategori buku pelajaran di usia akademis anak (6 tahun ke atas).
Point penting dalam narasi adalah single reading, artinya bacaan hanya akan dibacakan satu kali.
Single reading ini melatih habit of attention anak. 
Ketika anak tidak fokus, maka anak kehilangan kesempatan untuk mendengar lagi. Ini akan melatih kesadaran anak bahwa dia hanya akan dibacakan satu kali, dengan begitu dia merasa perlu mendengar dengan penuh perhatian.. setiap kalinya.

Narasi juga melatih kemampuan berkomunikasi, ada proses menceritakan ulang dengan kalimat yang terstrutur dan makna yang jelas.
Ini akan menolong anak memiliki komunikasi yang baik yang akan terus diperlukan selama hidupnya.
Dengan sering latihan narasi, akan melatih anak spy dia punya kesadaran kapan dia harus full attention, kapan boleh agak longgar.

Narasi adalah proses mendengar, lalu informasi menumpuk di kepala, dan ketika kita mengeluarkan informasi tersebut, kita perlu menyampaikan dengan  membuat yang mendengar paham dengan yang disampaikan.

Selain melatih berkomunikasi dengan baik, narasi juga melatih habit of thinking.. mengaktifkan pikiran.. yang akan memicu reaksi akal budi.

Syarat narasi dalam metode pendidikan CM:
1. Living book
Sumber ide dari buku bermutu berupa living books

2. Single reading 
Bacakan hanya sekali -- wajib -- karena tujuan narasi  adalah membangun kebiasaan memusatkan perhatian (habit of attention). Ketika ada habit of attention yang baik maka akan membantunya di proses belajar selanjutnya.

3. Jangan menginterupsi, jangan memberi petunjuk, jangan memberi pertanyaan kompherensif dengan alasan membantu anak.
(Duh.. godaan besar buat emak ini yak.. teguran yang menohok.. haha..😜🤭)
Apapun jenis narasinya, terima apa adanya.
Bagaimana kalau dia salah menangkap ?? dibiarkan kah ? -- jika itu prinsipil koreksi dengan cara yang smooth, misal : "mama mau narasi juga ya.. kali ini aja... tadi bla..bla..bla."

Education in atmosphere... sikap yang kita tunjukkan itulah atmosfir yang diserap anak.. kita perlu menikmati cerita itu, sehingga atmosfir itu juga yang diterima anak-anak
Proses narasi seringkali gagal karena orangtua merasa karena semata2 buku nya sudah living book,.. orangtua tidak menikmati buku itu.. padahal ketika kita menikmati buku itu ketika membacakannya, anakpun bisa menikmatinya.

4. Percaya akan kemampuan anak
Narasi adalah kemampuan anak mencerna bacaannya. Hargai apapun yang ada. Terima kalau kemampuannya masih di situ.
Butuh iman. Percaya anak bisa dan akan meningkat kemampuannya nantinya jika sering latihan narasi.
Education of a science of relation..
Segala sesuatu di alam ini berelasi, dan narasi adalah salah satu cara anak untuk merelasikan banyak hal yang pernah dia baca/alami/pelajari

5. Children are born persons, terima anak dengan prosesnya. Gak perlu dibanding2kan dengan anak lain (tapi bisa dibandingkan dengan anak sendiri di waktu sebelumnya).
Tahapan narasi, starts small.
Jangan ekspektasi banyak untuk anak2 yang baru mulai. Mulailah dari bacaan singkat dan harus konsisten setiap hari. 

Narasi dilakukan bertahap, nantinya akan mengasah kemampuan menulis juga. 
Tata bahasa dicek belakangan, minta anak yang mengkoreksi sendiri.

Pertama kali baca parables of nature, kuminta narasi tapi Ben diam.. akhirnya ku pancing : tadi ada binatang apa aja ? Disebutin.. Sorenya ketika lihat ulat di taman dan kupu-kupu baru dia kayak ingat bacaan tadi lalu narasi sedikit tentang bacaannya tadi.. 🤭
Kayak telat banget ya narasinya.. tapi bukankah dia sedang di masa awal belajar narasi.
1 kata pun hargai.. jika terasa lambatpun hargai.. hargai dan beri ruang dia mencerna ide yang dia terima sambil konsisten melatihkan.

Starts small and appreciate whatever it is.

#MetodePendidikanCM #DiskusiAkademis #Narasi #Refleksi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar